Senin, 17 September 2012

Semuanya Bermula dari Interaksi

Sebagai manusia umumnya, interaksi adalah sarana untuk mencapai kebutuhan yang kita inginkan. Kita pengen pinjem sesuatu,,berinteraksi dg orang yang punya barang yang dimaksud, kita mau beli sesuatu, interaksi dengan penjual yang bersangkutan.
Interaksi, tak akan pernah bisa dihindari. Apalagi sistem organisasi yang menjadikan kita cukup intens untuk berinteraksi dengan makhluk bernama laki-laki-sebut saja ikhwan-biar singkat. Adab pergaulan ikhwan akhwat harus jadi pathokan.
Jujur, hal ini gampang-susah-gampang. Secara tidak sadar, komunikasi yang awalnya sebaga partner kerja, berubah menjadi komunukasi sosial. Sangat susah untuk bisa mengatur hal ini dalam waktu yang sama. Apalagi, kalau punya cerita masa SMA bareng alias konco cilik. Bisa dipastikan, walaupun dalam kerja, bahasa komunikasi yang digunakan adalah bahasa konco dhewe. Nggak masalah sebenarnya, sepanjang dalam koridor yang penting dan orientasi kerjaan.
Tapi, biasanya komunikasi sosial yang tidak sehat akan berlanjut kepada hal-hal yang tidak penting untuk dikomunikasikan. Misal..(kalau ada yang merasa pernah seperti contoh-contoh dibawah ini, anggap saja sedang bagi-bagi ilmu ^^’ semoga pahalanya juga buat antum)
Tiba-tiba pukul 23.00 tahun 2004
Wah,ane lagi di Goa ……. Nih, lagi bareng sama anak-anak pramuka nyusurin goa. Subhanallah,,….bla..bla..bla…”
Aneh…ngapain juga malam2 gini sms ginian, gak penting kirain apa. Waktu itu, saya coba sms tanggapan sekali, sebagai tanda menghormati. Tapi kayaknya salah deh,,,truss ms lagi, lupa apa isinya, intine masih bahas hal yang sama,,mengin-mengini untuk berada di sana. Waktu itu ada temen akhwat juga di sebelah saya. Akhirnya qt balas dg cut,soale kalo dinikmatin emang enak. Apalagi Cuma sms an berdua. Hiiiyy..
“Woi,,sms gak penting. So what gitu loh….Udah hampir tengan malam pula” (heheh,,,galak pisan)
Dan akhirnya,,,si ikhwan sadar:
“Afwan…”
Sms pun berakhir…..fiiiuuuhhh…..
Pernah juga sekian lama tak bertemu dan bertegur sapa dengan seorang teman. Ketemu di walimahan temen yang juauh di Jawa timur sono. Pas ketemu di tempat walimahpun hanya tegur sapa ala kadarnya. Pas saya di bus perjalanan pulang,,,,,ada sms masuk (tidak seperti aslinya, sudah saya translate dalam bahasa Indonesia, dan tidak setekstual aslinya. Tapi artinya sama)
“Assalaamu’alaikum. Dah nyampe mana, nih? Naik apa? Tadi pas makan taklihat nambah berkali-kali. Awas lho, nambah ****”
Walopun hati saya langsung berteriak: “ra penting!!!!”, tapi lagi-lagi akhwat ya,,merasa gak enak dan berusaha untuk meghormati dulu. Saya balas dg balasan ala kadarnya dan sedikit membalas gurauannya. Eeehh,,,ternyata malah lanjut. Akhirnya setelah sms ketiga,,saya cut (lupa bahsane, intine aluusss,,banget):
“Afwan pak, hanya mengingatkan, ketoke wet mau sms ra penting deh. Saya udah mulai gak nyaman, nih. Afwan ya…”
Dan Alhamdulillah,,,,
“Iya, afwan. Jazakillah sudah diingatkan.”
Duuhhh,,,sambil nulis ini,,,saya *dleweran tangis*. Ini hanyalah sebagian kecil yang saya cut. Selebihnya,,lebih banyak sms yang tidak saya cut, bahkan mungkin saya nikmati. Astaghfirullaahal’adzim….T.T Maafkan hamba, yaa RAbb…..
Semoga contoh-contoh ini bs jadi contoh real yang dipahami. Bahwa sering kita terpelosok di interaksi yang berlebihan. Bahkan mungkin akhirnya sampai-sampai,,,teman-teman di sekitar kita menganggap kita tahu segala hal tentang salah seorang ikhwan. Dia lagi di mana, kerja di mana, sehat apa sakit, bagaimana aktivitas da’wahnya, kapan pulang..dsb. Dan kalau kita ternyata tahu semua jawaban pertanyaan itu,,,astaghfirullaaha’adzim…… (cry)
Saya pernah menyampaikan contoh-contoh ini sewaktu mengisi kajian bertema “Cinta” di Saturday Sonten-nya Sm@rt Syuhada. Ternyata,,banyak memang, baik ikhwan maupun akhwat yang tidak sadar bahwa komunikasi semacam iu sudah di luar batas normalnya interaksi ikhwan da akhwat.
Mari saling mengingatkan…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar