Rabu, 07 November 2012

Memahami Al Qur’an surat Ali Imran ayat 190-191 untuk hidup tenang dan bahagia

 
 Makna Al Qur’an surat Ali Imran ayat 190-191
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam Al-Qur’an banyak terdapatayat-ayat yang menyerukan manusia untuk memperhatikan, merenung dan memikirkan penciptaan Allah baik yang di langit, bumi maupun diantara keduanya.Diantara ayat-ayat yang menerangkan tentang hal tersebut yaitu Q.S Ali Imran ayat 190-191.
Salah satu cara mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan membaca dan merenungkan ayat-ayat-Nya, serta mensyukuri apa yang terbentang di alam semesta. Allah menyuruh manusia untuk merenungkan alam, langit dan bumi.Langit yang melindungi dan bumi yang terhampar tempat manusia hidup.Juga memperhatikan pergantian siang dan malam.Semuanya itu penuh dengan ayat-ayat, tanda-tanda kebesaran Allah SWT. 
B.     Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah di dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana Lafadz dan terjemah Q.S Ali Imran ayat 190-191 ?
2.      Bagaimana Penafsiran dari Q.S Ali Imran ayat 190-191 ?
3.      Apa saja kandungan hukum yang terdapat pada Q.S Ali Imran ayat 190-191 ?
4.      Bagaimana Aspek Tarbawi dari Q.S Ali Imran ayat 190-191 ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Lafal dan Terjemah Q.S Ali Imran Ayat 190-191
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (190)
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (191)
B.     Mufrodat
الخلق                          : Perkiraan & penyusunanyang menunjukan pada tatanan  yang mantap
اختلاف الليل والنهار       : Pergantian antara keduanya dan silih bergantinya siang dan malam
لايات                          :Sungguh yang merupakan tanda yang menunjukkan adanya Allah dan kekuasaannya.
الالباب                         : Bentuk tunggal dari Lubbun yang artinya akal.
قياما وقعودا                   : Bentuk tunggal dari qaim dan qa’id, yang artinya berdiri dan duduk.
باطلا                          : Sia-sia dan tidak ada faedahnya.
فقنا عذاب النار               : Jadikan amal soleh itu sebagai tameng bagi kami dari azab neraka
C.    Uraian dan Tafsir ayat
Dalam ayat 190 menjelaskan bahwa sesungguhnya dalam tatanan langit dan bumi serta keindahan perkiraan dan keajaiban ciptaan-Nya juga dalam silih bergantinya siang dan malam secara teratur sepanjang tahun yang dapat kita rasakan langsung pengaruhnya pada tubuh kita dan cara berpikir kita karena pengaruh panas matahari, dinginnya malam, dan pengaruhnya yang ada pada dunia flora dan fauna merupakan tanda dan bukti yang menunjukkan keesaan Allah, kesempurnaan pengetahuan dan kekuasaan-Nya.
Langit dan bumi dijadikan oleh Al-Khaliq tersusun dengan sangat tertib.Bukan hanya semata dijadikan, tetapi setiap saat nampak hidup.Semua bergerak menurut aturan.
Silih bergantinya malam dan siang, besar pengaruhnya atas hidup kita dan segala yang bernyawa.Kadang-kadang malam terasa panjang dan sebaliknya.Musim pun silih berganti.Musim dingin, panas, gugur, dan semi.Demikian juga hujan dan panas.Semua ini menjadi tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah bagi orang yang berpikir.Bahwa tidaklah semuanya terjadi dengan sendirinya.Pasti ada yang menciptakan yaitu Allah SWT.
Diriwayatkan dari 'Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw berkata: "Wahai 'Aisyah apakah engkau mengizinkankanda pada malam ini untuk beribadah kepada Allah SWT sepenuhnya?". Jawab Aisyah ra: " wahai Rasulullah, Sesungguhnya saya menyenangi apa yang kanda senangi, menyukai apa yang kanda sukai.Dinda izinkan kanda melakukannya.”Kemudian nabi mengambil qirbah (tempat air yang terbuat dari kulit domba) yang terletak didalam rumah, lalu berwudlu.Selanjutnya beliau mengerjakan shalat.Di waktu salat beliau menangis sampai-sampai air matanya membasahi kainnya, karena merenungkan ayat Alquran yang dibacanya.Setelah salat beliau duduk memuji-muji Allah dan kembali menangis tersedu-sedu.Kemudian beliau mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya membasahi tanah.Kemudian datanglah Bilal untuk azan subuh dan melihat Nabi saw menangis ia bertanya: "Wahai Rasulullah! Mengapakah Rasulullah menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang terdahulu maupun yang akan datang". Nabi menjawab: "Apakah saya ini bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah SWT? Dan bagaimana saya tidak menangis?Pada malam ini Allah SWT telah menurunkan ayat kepadaku.Selanjutnya beliau berkata: "Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikir dan merenungkan kandungan artinya".
Pada ayat 191 mendefinisikan orang-orang yang mendalam pemahamannya dan berpikir tajam (Ulul Albab), yaitu orang yang berakal, orang-orang yang mau menggunakan pikirannya, mengambil faedah, hidayah, dan menggambarkan keagungan Allah.Ia selalu mengingat Allah (berdzikir) di setiap waktu dan keadaan, baik di waktu ia beridiri, duduk atau berbaring. Jadi dijelaskan dalam ayat ini bahwa ulul albab yaitu orang-orang baik lelaki maupun perempuan yang terus menerus mengingat Allah dengan ucapan atau hati dalam seluruh situasi dan kondisi.
Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa objek dzikir adalah Allah, sedangkan objek pikir adalah makhluk-makhluk Allah berupa fenomena alam.Ini berarti pengenalan kepada Allah lebih banyak didasarkan kepada kalbu, Sedang pengenalan alam raya oleh penggunaan akal, yakni berpikir. Akal memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk memikirkan fenomena alam, tetapi ia memiliki keterbatasan dalam memikirkan Dzat Allah, karena itu dapat dipahami sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim melalui Ibn ‘Abbas,
تفكرافى اخلق ولاتتفكروافى اخا لق
Pikirkan dan renungkanlah segala sesuatu yang mengenai makhluk Allah jangan sekali-kali kamu memikirkan dan merenungkan tentang zat dan hakikat Penciptanya, karena bagaimanapun juga kamu tidak akan sampai dan tidak akan dapat mencapai hakikat Zat Nya.”
Orang-orang yang berdzikir lagi berfikir mengatakan: "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan makhluk ini semua, yaitu langit dan bumi serta segala isinya dengan sia-sia, tidak mempunyai hikmah yang mendalam dan tujuan yang tertentu yang akan membahagiakan kami di dunia dan di akhirat, sebagaimana disebar luaskan oleh sementara orang-orang yang ingin melihat dan menyaksikan akidah dan tauhid kaum muslimin runtuh dan hancur. Maha Suci Engkau Ya Allah dari segala sangkaan yang bukan bukan yang ditujukan kepada Engkau. Karenanya, maka peliharalah kami dari siksa api neraka yang telah disediakan bagi orang-rang yang tidak beriman. Ucapan ini adalah lanjutan perasaan sesudah dzikir dan pikir, yaitu tawakkal dan ridha, berserah dan mengakui kelemahan diri.Sebab itu bertambah tinggi ilmu seseorang, seyogyanya bertambah pula dia mengingat Allah.Sebagai tanda pengakuan atas kelemahan diri itu, dihadapan kebesaran Tuhan.
Pada ujung ayat ini ( “Maha suci Engkau ! maka peliharalah kiranya kami dari azab neraka” ) kita memohon ampun kepada Tuhan dan memohon agar dihindarkan dari siksa neraka dengan upaya dan kekuatan-Mu serta mudahkanlah kami dalam melakukan amal yang diridhai Engkau juga lindungilah kami dari azab-Mu yang pedih. 
D.    Kandungan Hukum
Pada QS. Ali-Imran ayat 190-191 di dalamnya memiliki kandungan hukum  yaitu Allah mewajibkan kepada umatnya untuk menuntu ilmu dan memerintahkan untuk mempergunakan pikiran kita untuk merenungkan alam, langit dan bumi (yakni memahami ketetapan-ketetapan yang menunjukkan kepada kebesaran Al-Khaliq, pengetahuan) serta pergantian siang dan malam. Yang demkian ini menjadi tanda-tanda bagi orang yang berpikir, bahwa semua ini tidaklah terjadi dengan sendirinya. Kemudian dari hasil berpikir tersebut, manusia hendaknya merenungkan dan menganalisa semua yang ada di alam semesta ini, sehingga akan tercipta ilmu pengetahuan.
E. Aspek Tarbawi
Dari ayat di atas dapat diambil aspek tarbawinya yaitu sebagai berikut :
1.      Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
2.      Akal manusia hendaknya digunakan untuk memikirkan, menganalisa, dan menafsirkan segala ciptaan Allah.
3.      Dalam belajar tidak diperbolehkan memikirkan Dzat Allah, karena manusia mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut dan dikhawatirkan akan terjerumus dalam berpikir yang tidak  sesuai.
4.      Jika seseorang memiliki renungan, ia memiliki pelajaran dalam segala perkara.
5.      Hendaknya manusia mempercayai bahwa semua penciptaan Alah tidak ada yang sia-sia.
BAB III
PENUTUP   
   A.    Kesimpulan
          Ulul Albab adalah orang-orang yang tidak melalaikan Allah dalam setiap waktu.Mereka merasa tenang dengan mengingat Allah dan tenggelam dalam kesibukan mengoreksi diri secara sadar bahwa Allah selalu mengawasi mereka.
          Bahwasanya keberuntungan dan keselamatan hanya bisa dicapai melalui mengingat Allah dan memikirkan makhluk-Nya dari segi yang menunjukkan adanya sang pencipta.
          Seorang mukmin yang mau menggunakan akal pikirannya, maka akan luas pengetahunnya tentang alam semesta yang menghubungkan antara manusia dan Tuhan.
   B.     Saran
Atas penciptaan alam semesta ini, hendaknya kita menyadari tugas sebagai khalifah Allah, yang berkewajiban memakmurkan bumi serta menjadi rahmat bagi alam sekelilingnya, dengan menggali, meneliti dan memanfaatkan hukum-hukum Allah bagi alam ciptaan-Nya ini.


[1]Departemen Agama, Kitab Suci Alqur’an, Alqur’an dan Terjemahannya
[2]Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al Maragi Juz IV, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1993),     Cet  2, hlm. 288
[3] http://santrikota.blogspot
[4]Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al Maragi Juz IV, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1993),     Cet  2, hlm.290
[5]  M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Mishbah,(Jakarta, Lentera Hati, 2002), hlm. 308
[6]Depag RI, 1990, Al-Qur’an Dan Tafsirnya Jilid , Yogyakarta: PT. Dana Bakti Wakaf
[7] Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz IV, (Jakarta, Pustaka Panjimas, 1983), hlm. 251
[8] M. Nasib Ar-Rifa’i, Tafsir Ibnu Katsir Jilid. I, (Jakarta, Gema Insani Press, 1999), hlm. 635
[9]http://santrikota.blogspot

Minggu, 07 Oktober 2012

MAKNA IJAB QOBUL

Kita pasti pernah denger, atau membaca atau menyaksikan, atau bahkan mengalami sendiri (bagi yg sudah menikah) yg namanya Ijab Qabul
Dalam bahasa Indonesia biasanya kalimat Ijab Qabul berbunyi spt ini "Saya terima nikahnya si fulana binti fulan dengan Mas Kawinnya ...''
Singkat,padat&jelas. Setiap calon mempelai pasti deg2an dn gugup ketika akan Ijab Qabul. Hrpannya mengucap dg sekali saja,tnpa mengulang
Nah Sahabat sekalian, tahukah kalian makna dari kalimat Ijab Qabul atau bsa jg kita sebut sbg perjanjian/ikrar tersebut?
Makna Ijab Qabul : "Maka aku tanggung dosa-dosanya si fulana dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yg telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat.

Semua yg berhubungan dgn si fulana, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung, serta akan aku tanggung semua dosa calon anak2ku.
Jika aq(suami) berhasil : janji Alloh adalah surga dimana banyak bidadari disana, bidadari yg mana adalah istriku yg shalehah.

Jika suami berhasil : maka Alloh akan mengumpulkan seluruh keluarganya di surga. Dg catatan keluarganya beriman dan shaleh shalehah.
Alloh berfirman dlm Al-Qur'an Surat (At-Tahrim: 6)

"Hai orang-orang yg beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yg bahan bakarnya adalah manusia & batu. (At-Tahrim: 6)

Maka dari itu Alloh memerintahkan suami utk menjaga keluarganya. Dan suami bertanggung jawab atas istri dan anak2nya.Jika berhasil:surga
Lalu bagaimana jika aku(suami) GAGAL? Gagal dalam menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya
''Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku''. (HR. Muslim)

Duhai para istri, Begitu beratnya pengorbanan suamimu terhadapmu, karena saat Ijab terucap,

Saat Ijab terucap, Arsy_Nya berguncang karena beratnya perjanjian yg di buat oleh manusia di depan RABB nya,
dgn di saksikan para malaikat dan manusia, maka andai saja kau menghisap darah dan nanah dari hidung suamimu,

maka itupun belum cukup untuk menebus semua pengorbanan suami terhadapmu,
walaupun dia diam bukan berati dia tak ingin mengingatkanmu,
melainkan dia menangis dengan keadaanmu yg tidak mengerti dengan maksud hatinya,

Dan ini jg merupakan pengingat u/ para suami.. Bahwa kalimat Ijab yang diucapkan, begitu besar pengaruhnya. Bukan hal yang sepele,
Bahwa begitu Ijab telah terucap, seluruh hidupnya istri akan mnjdi tanggung jawab suami. Dan suami WAJIB mengingatkan,membimbing istri.
 

Senin, 17 September 2012

Semuanya Bermula dari Interaksi

Sebagai manusia umumnya, interaksi adalah sarana untuk mencapai kebutuhan yang kita inginkan. Kita pengen pinjem sesuatu,,berinteraksi dg orang yang punya barang yang dimaksud, kita mau beli sesuatu, interaksi dengan penjual yang bersangkutan.
Interaksi, tak akan pernah bisa dihindari. Apalagi sistem organisasi yang menjadikan kita cukup intens untuk berinteraksi dengan makhluk bernama laki-laki-sebut saja ikhwan-biar singkat. Adab pergaulan ikhwan akhwat harus jadi pathokan.
Jujur, hal ini gampang-susah-gampang. Secara tidak sadar, komunikasi yang awalnya sebaga partner kerja, berubah menjadi komunukasi sosial. Sangat susah untuk bisa mengatur hal ini dalam waktu yang sama. Apalagi, kalau punya cerita masa SMA bareng alias konco cilik. Bisa dipastikan, walaupun dalam kerja, bahasa komunikasi yang digunakan adalah bahasa konco dhewe. Nggak masalah sebenarnya, sepanjang dalam koridor yang penting dan orientasi kerjaan.
Tapi, biasanya komunikasi sosial yang tidak sehat akan berlanjut kepada hal-hal yang tidak penting untuk dikomunikasikan. Misal..(kalau ada yang merasa pernah seperti contoh-contoh dibawah ini, anggap saja sedang bagi-bagi ilmu ^^’ semoga pahalanya juga buat antum)
Tiba-tiba pukul 23.00 tahun 2004
Wah,ane lagi di Goa ……. Nih, lagi bareng sama anak-anak pramuka nyusurin goa. Subhanallah,,….bla..bla..bla…”
Aneh…ngapain juga malam2 gini sms ginian, gak penting kirain apa. Waktu itu, saya coba sms tanggapan sekali, sebagai tanda menghormati. Tapi kayaknya salah deh,,,truss ms lagi, lupa apa isinya, intine masih bahas hal yang sama,,mengin-mengini untuk berada di sana. Waktu itu ada temen akhwat juga di sebelah saya. Akhirnya qt balas dg cut,soale kalo dinikmatin emang enak. Apalagi Cuma sms an berdua. Hiiiyy..
“Woi,,sms gak penting. So what gitu loh….Udah hampir tengan malam pula” (heheh,,,galak pisan)
Dan akhirnya,,,si ikhwan sadar:
“Afwan…”
Sms pun berakhir…..fiiiuuuhhh…..
Pernah juga sekian lama tak bertemu dan bertegur sapa dengan seorang teman. Ketemu di walimahan temen yang juauh di Jawa timur sono. Pas ketemu di tempat walimahpun hanya tegur sapa ala kadarnya. Pas saya di bus perjalanan pulang,,,,,ada sms masuk (tidak seperti aslinya, sudah saya translate dalam bahasa Indonesia, dan tidak setekstual aslinya. Tapi artinya sama)
“Assalaamu’alaikum. Dah nyampe mana, nih? Naik apa? Tadi pas makan taklihat nambah berkali-kali. Awas lho, nambah ****”
Walopun hati saya langsung berteriak: “ra penting!!!!”, tapi lagi-lagi akhwat ya,,merasa gak enak dan berusaha untuk meghormati dulu. Saya balas dg balasan ala kadarnya dan sedikit membalas gurauannya. Eeehh,,,ternyata malah lanjut. Akhirnya setelah sms ketiga,,saya cut (lupa bahsane, intine aluusss,,banget):
“Afwan pak, hanya mengingatkan, ketoke wet mau sms ra penting deh. Saya udah mulai gak nyaman, nih. Afwan ya…”
Dan Alhamdulillah,,,,
“Iya, afwan. Jazakillah sudah diingatkan.”
Duuhhh,,,sambil nulis ini,,,saya *dleweran tangis*. Ini hanyalah sebagian kecil yang saya cut. Selebihnya,,lebih banyak sms yang tidak saya cut, bahkan mungkin saya nikmati. Astaghfirullaahal’adzim….T.T Maafkan hamba, yaa RAbb…..
Semoga contoh-contoh ini bs jadi contoh real yang dipahami. Bahwa sering kita terpelosok di interaksi yang berlebihan. Bahkan mungkin akhirnya sampai-sampai,,,teman-teman di sekitar kita menganggap kita tahu segala hal tentang salah seorang ikhwan. Dia lagi di mana, kerja di mana, sehat apa sakit, bagaimana aktivitas da’wahnya, kapan pulang..dsb. Dan kalau kita ternyata tahu semua jawaban pertanyaan itu,,,astaghfirullaaha’adzim…… (cry)
Saya pernah menyampaikan contoh-contoh ini sewaktu mengisi kajian bertema “Cinta” di Saturday Sonten-nya Sm@rt Syuhada. Ternyata,,banyak memang, baik ikhwan maupun akhwat yang tidak sadar bahwa komunikasi semacam iu sudah di luar batas normalnya interaksi ikhwan da akhwat.
Mari saling mengingatkan…..

Sabar Dan Keutamaannya

Sabar Dan Keutamaannya Allah berfirman : Sesungguhnya hanya orang-orangyang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas. [QS. 39:10]
Dan firman-Nya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadam, dengansedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, [QS.2:155]
[yaitu] orang-orang yang apabila ditimpa musibah, merekamengucapkan: Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun . [QS. 2:156]
Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmatdari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.[QS. 2:157]
Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma bahwa seorang wanitadatang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: Ya Rasulullah ! sungguh saya ini sering terkena ayan dan [ ketikaterkena ayan ] aurat saya terbuka, maka berdo'alah untuk saya. MakaRasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata : jika kamuberkehendak [ agar untuk bersabar ], maka kamu bersabar dan kamuakan mendapatkan surga, dan jika kamu berkehendak [ agar sayaberdo'a ] maka saya akan berdo'a kepada Allah agar Diamenyembuhkanmu. Maka wanita itu menjawab : saya akan bersabar, laluberkata lagi : tetapi aurat saya sering terbuka [ ketika penyakitini datang ] oleh karena itu do'akanlah agar aurat saya tidakterbuka, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'auntuknya.HR. Bukhari dan Muslim.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : sungguhmenakjubkan segala perkara orang yang beriman, dan semua itu baikbaginya dan hal itu tidak dimiliki oleh selain orang yang beriman :yaitu jika ia mendapatkan kebaikan atau kesenangan maka dia akanbersyukur dan yang sedemikian itu baik baginya, dan jika ia terkenahal yang tidak menyenangkan [ mara bahaya ] maka dia bersabar danhal yang sedemikian itu baik baginya. HR. Muslim.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : tidaklah adasesuatu yang menimpa seorang muslim [ baik sesuatu itu berupa ]kelelahan, penyakit, kegundahan, kesedihan, atau sesuatu yangmenyakitkannya sampai duri yang menimpanya kecuali Allahmenggugurkan sebagian dosa-dosanya karena mushibah tersebut. HR.Bukhari dan Muslim
Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallambersabda : tidaklah seorang muslim tertimpa sesuatu yangmenyakitkannya kecuali Allah menggugurkan dosa-dosanya, sebagaimanagugurnya [ berjatuhannya ] daun-daun pepohonan. HR. Bukhari danMuslim.
Keterangan.
Sungguh kesenagan dan kesusahan yang kita alami adalah cobaan dariAllah bahkan kehidupan dunia ini semuanya adalah cobaan. Agarmendapatkan kebahagian dunia dan akhirat, maka setiap muslim harusmemahami hakekat kehidupan dunia ini dan mengambil bekal utama dalammenjalaninya, di antara bekal tersebut adalah sikap sabar.
Sabar mempunyai kedudukan yang agung dalam agama Islam, bahkan semuaurusan agama berdiri di atas sabar tersebut yaitu :
Sabar dalam menjalankan perintah Allah Ta'ala
Sabar dalam menjauhi larangan-Nya
Sabar dalam menghadapi mushibah yang dihadapi.
Dan orang yang bersabar dialah yang beruntung, karena dia telahmelaksanakan ketaatan kepada Allah dan mengharapkan balasan darinya,dan karena gelisah dan bertindak tidak ridha atas apa yang telahmenimpa adalah tindakan yang tidak akan merugikan kecuali yangbersangkutan karena orang yang tidak ridha dengan taqdir Allah berartidia telah terkena mushibah dua kali, mushibah atas mushibah yang telahmenimpanya dan mushibah atas hilangnya pahala yang besar yang telahdijanjikan oleh Allah bagi mereka yang bersabar dalam menghadapitaqdir-Nya.
Adapun di antara janji Allah bagi orang mu'min yang bersabar adalah :
Allah akan memberikan ganjaran kepadanya tanpa terhitung.
Dengan mushibah tersebut [ jika bersabar dan mengharapkanbalasan dari Allah ] Allah akan menghapuskan dosa-dosanya.
Allah akan mengangkat derajat orang yang sabar dalam menghadapicobaan dari Allah.
Kandungan ayat dan hadits.
Keutamaan bersabar.
Keutamaan orang yang beriman.
Keluasan rahmat Allah bagi orang-orang yang beriman dengandihapuskan dosa-dosanya dengan segala macam mushibah yang menimpanya

Rabu, 23 Mei 2012

BENIH JIWA KETAATAN DAN BERPIKIR POSITIP

Menggerakkan kedewasaan kesadaran dengan meningkatkan kemampuan melaksanakan kepercayaan (islam) dan keyakinan (iman) sebagai kekuatan dalam mewujudkan hikmah berpikir melalui apa yang kita sebut dengan :
Hal Ketaatan, pemikiran dalam hal ini digunakan untuk meneliti kewajiban-kewajiban yang sudah ditentukan atas dirinya, apakah semua perbuatan-perbuatan itu sudah sesuai dengan konsep-konsep islam.
Sifat-sifat yang menyelamatkan (berpikir positip), di dunia dan akhirat itu ialah dengan bertaubat, menyesali dosa-dosa yang telah dilakukan, sabar menahan bencana, bersukur ketika memperoleh kenikmatan takut dan mengharap kerahmatan Tuhan, berzuhud di dunia ikhlas dan benar dalam ketaatan terhadap kebahagian dirinya  di dunia dan di akhirat , hendaklah membaca kitab suci Al Quran itu.
Bertolak dari kedua benih jiwa diatas dapat ditumbuh kembangkan sebagai buah pikiran untuk menuntun tingkat kedewasaan berpikir rohaniah, sosial, emosional dan intelektual, dalam rangka meningkatkan daya kemauan yang kuat dalam mewujudkan keinginan yang berkaitan dengan pemikiran :
Pertama, yang terkait dengan keinginan meningkatkan percaya diri yang sangat kuat.
Kedua, yang terkait dengan keinginan kebiasaan untuk menahan diri yang sejalan dengan peristiwa yang dhadapi.
Ketiga, yang terkait dengan keinginan kebiasaan dalam menekan emosi yang sejalan dengan peistiwa yang dihadapi.
Keempat, yang terkait dengan keinginan meraih kehidupan masa depan yang lebih baik dan melupakan masa lalu.
Kelima, yang terkait dengan keinginan merubah kebiasaan merasa bersalah dalam rangka merebut peluang yang terbuka.
Keenam, yang terkait dengan keinginan merubah kebiasaan merasa takut dalam mewujudkan impian.

Rabu, 02 Mei 2012

Aku Mencintaimu karena ALLAH

Ku tulis dengan tinta – tinta pengharapan keridho’an Mu Wahai Ilahi
Wahai yang menciptakan segala alam semesta beserta isinya.
Seluruh alam ini bersujud padaMu yaa Allah,
Tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang indah.
Ya Rabb ,
Sungguh bermula dan akan bermuara padaMu segala sesuatu itu

Ya Allah ,
Hatiku merasakan perasaan yang kau ciptakan untuk anak – anak keturunan adam
Sebagaimana perasaan indah yang terjadi antara Adam as dan Siti Hawa, Muhammad saw dengan Khadijah binti khuwalid, Ali bin Abu Thalib dengan Fatimatuz Zahra.

Ya Allah .
Aku mencintai seseorang, ciptaanMu yang indah.

Wahai Allah
Aku

berlindung kepadaMu dari cinta yang tak terbatas
Dari cinta yang hanya menghantui relung – relung jiwa yang kosong

Jauhkan aku dan dia dari cinta antara dua insan yang melampaui batas kecintaan mereka terhadap sesuatu selainMu.
Jangan jadikan aku ataupun ia , kami berdua ,
Seperti cintanya Layla dan Maj’nun.
Pengharapan cinta yang kosong dan terlampaui terlalu jauh.

Ya Rabb
Aku mencintainya karenaMu
Maka cintailah kami Wahai Allah

Ya Ghaffar
Berilah kami perasaan mencintai yang indah ,
Seindah indahnya mencintai karena Mu.

Ya Qariban
Engkaulah yang Maha Mengetahui segala sesuatu ,
Maka Wahai yang Maha Dekat,
Dekatkanlah kami slalu dalam keindahan mencintai karenaMu,

Ya Rabb ,
Apabila kami lalai ..
Jangan biarkan kami lalai terlalu jauh ,
Jangan biarkan kami mengundang kemurkaan Mu Rabb.
Biarkanlah kami mengundang keriho’anMu melalui usaha yang kami lakukan bersama.

Wahai Allah,
Apabila dia adalah yang terbaik bagiku, maka dekatkanlah
Apabila aku terbaik baginya, maka dekatkanlah.
Satukanlah kami dalam perjamuan keberkahan cintaMu yaa Allah.
Sungguh aku mencintaiMu Rabb
Dan semoga ia mencintaiMu melebihi cintanya padaku Rabb.
Aku mencintaiMu
Dari lubuk hatiku yang paling dalam
Tidaklah aku mencintainya , melebihi cintaku padaMu yaa Dzaljalali wal Ikram